Berikut Contoh Silabus Matematika Untuk SD Kelas 4
Berikut salah satu contoh silabus dan rpp SD untuk anda para pengajar :
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua
peserta didik mulai dari Sekolah Dasar untuk membekali peserta didik dengan
kemampuan berpikir logis, analistis, sistematis, kritis, dan kreatif serta
kemampuan bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat
memiliki kemampuan memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi untuk
bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif.
Sementara si sekolah mata pelajaran Matematika merupakan
mata pelajaran yang menakutkan bagi siswa oleh sebab itu banyak siswa yang
tidak disuka dengan alasan sukar, membosankan, dan menjenuhkan. pengetahuan
Permasalahn tersebut bukan hanya bersumber dari siswa akan tetapi banyak factor
yang mempengaruhi juga datang dari guru
dan lingkungan siswa.
Permasalahan yang berkaitan dengan guru antara lain:
kurangnya kemampuan dan penguasaan guru dalam mengembangkan materi atau bahan
ajar dan kurangnya penguasaan guru dalam memilih dan membuat alat peraga
sebagai penunjang belajar siswa. Adapun yang datang dari siswa antara lain :
kurangnya minat siswa untukbelajar matematika atau kurang terampilannya siswa
dalam menerima bahan ajar yang diberikan guru.
Berkenaan dengan permasalahan tersebut guru memiliki
tanggung jawab untuk mengurangi dan bahkan untuk mencari jalan keluar dari
permasalahan tersebut.
Dengan melihat kenyataan ini penulis sangat tertarik
untuk melakukan Penelitiantindakan Kelas yaitu dengan penggunaan media
pembelajaran untuk dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam mengerjakan
oprasi hitung bilangan bulat positif dan negatif dengan menggunakan alat peraga
sederhana yang dibuat oleh guru yang terbuat dari karton/treflek dan bisa
menggunakan bahan yang lain dariplastik atau kardus yang dibuat seperti
lingkaran berbentuk jam yang sekelilingnya diberi bilangan bulat positif dan
bilangan bulat negativ dan satu buah jarum sebagai petunjuk angka atau bilangan
tersebut yang mana alat peraga ini baru pertama kali diperkenalkan kepada siswa
kelas IB SDN Karang Entang.
Dari hasil evaluasi kegiatan pembelajaran mata pelajaran
matematika operasi bilangan bulat siswa kelas IV SDN Karang Entang 80% siswa memperoleh nilai
dibawah Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal ini menunjukkan bahwa indikator
tersebut tidak tercapai secara optimal.
B.
Rumusan Masalah.
Berdasarkan
pada latar belakang masalah bahwa dari hasil evaluasi kegiatan pembelajaran
dalam pelajaran matematika indikator. Operasi bilangan bulat kelas IV SDN
Kerang Entang semua siswa memperoleh nilai dibawah Keteria Ketuntasan Minimal
(KKM) maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1.
Apakah dengan menggunakan alat peraga jam bilangan
dapat meningkatkan motifasi siswa dalam
pelajaran oprasi bilangan bulat?
2.
Apakah alat peraga jam bilangan penggunaanya lebih
praktis, meng efektifkan pembelajaran, dan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa?
3.
Apakah dengan peraga jam bilangan siswa lebih cepat
memahami dan ikut berpartisipasi secara
langsung dalam pembelajaran?
4.
Apakah dengan alat peraga jam bilangan siswa dapat
menemukan konsep dasar operasi bilangan bulat?
C. Tujuan
Penelitian.
Berdasarkan masalh tersebut di atas maka
tujuan penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1.
Dalam proses belajar mengajar siswa dapat berperan
langsung dan berpartisipasi menggunakan alat peraga.
2.
Meningkatkan keterampilan siswa dalam pembelajaran
pokok bahasan bilangan pokok bahasan bilangan bulat positif dan negatif dengan
peraga jam bilangan.
3.
Mengefektifkan dan membuat pembelajaran lebih praktis
dengan menggunakan alat praga jam bilangan.
4.
Memudahkan siswa dalam menemukan konsep dasar oprasi
bilangan bulat.
D.
Manfaat Penelitian.
Seperti halnya tujuan, penelitian ini juga
mempunyai manfaat baik bagi siswa, guru, maupun bagi lembaga.
Adapun manfaat penlitian ini dapat diuraikan
sebagai berikut :
1.
Bagi Siswa.
Menjadikan proses pembelajaran lebih bermakna, meningkatkan
keterampilan, dan siswa dapat menguasai konsep dasar lebih mudah, serta
siswapun dapat berpartisipasi dalam proses pembelajaran.
2.
Bagi Guru
Sebagai bahan bacaan untuk memperkaya pengetahuan sehingga
terdorong untuk melakuakan, dan mengembangkan inovasi, merangsang kreatifitas
dalam perbaikan pembelajaran dan tindakan kelas.
3.
Bagi Lembaga.
Dari hasil pembelajaran yang lebih baik akan terjadi
peningkatan mutu pendidikan, kualitas sekolah sehingga melahirkan siswa yang
mempunyai kompetensi lulusan yang tinggi, dan akhirnya merangsang proaktif
masyarakat untuk berpartisipasi terhadap kemajuan sekolah.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
A.
Tinjauan Tentang Motifasi Belajar
a.
Pengertian Belajar
Untuk
menjelaskan tentang pengertian belajar perlu dikemukakan beberapa pendapat
tokoh tentang teori-teori belajar. Menurut Margono belajar adalah setiap
perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu
hasil dari suatu latihan dan pengalaman.
Menurut
pendapat Noehi Nasution dkk bahwa belajar adalah suatu proses yang memungkinkan
timbulnya atau berubahnya tingkah laku sebagai hasil dari terbentuknya respon
utama dengan syarat bahwa perubahan atau munculnya tingkah laku baru itu
disebabkan oleh adanya kematangan atau oleh adanya perubahan sementara karena
sesuatu hal.
Sedangkan
menurut Gagne mengatakan belaajra terjadi apabila suatu situasi stimulus
bersama isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya
(performennya) berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi tadi. Atas
pengertian tersebut diatas, maka dapat dikatakan bahwa salah satu harapan
kehidupan yang harus dijalani oleh manusia adalah proses belajar sehingga dapat
terbentuk manusia yang pandai dan beradab. Dari beberapa pendapat diatas dapat
dikemukakan beberapa ciri penting tentang belajar diantaranya adalah : Belajar
adalah suatu proses perubahan tingkah laku menuju kearah yang lebih baik dan
belajar merupakan perubahan yang terjadi melalui latihan dan pengalaman.
Perubahan relatif mantap dan akhir dari suatu periode yang cukup panjang serta
tingkah laku yang mengalami perubahan menyangkut beberapa aspek kepribadian
baik fisik maupun psikis seperti : perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu
masalah, keterampilan, kecakapan kebiasaan atau sikap adalah pengertian dari belajar.
b. Pengertian
Motivasi
Istilah motivasi menunjuk
kepada semua gejala yang terkandung dalam stimulus tindakan kearah tujuan
tertentu di mana sebelumnya tidak ada gerakan
menuju kearah tujuan tersebut. Motivasi dapat berupa dorongan-dorongan
dasar atau internal dan insentif di di luar diri individu atau hadiah. Sebagai
suatu masalah di dalam kelas, motivasi adalah proses membangkitkan,
mempertahankan dan mengontrol minat-minat.
Suatu prinsip yang mendasari
tingkah laku ialah bahwa individu selalu mengambil jalan pendek menuju suatu tujuan. Orang
dewasa mungkin berpandangan bawah di dalam
kelas para siswa harus mengabdikan dirinya kepada penguasaan kurikulum. Akan tetapi para siswa
tidak selalu melihat tugas-tugas sekolah sebagai jalan terbaik yang menujui kearah kebebasan , produktivitas
, kedewasaan atau apa saja yang dipandang mereka sebagai perkembangan yang
disukai. Dalam hubungan ini tugas guru adalah menolong mereka untuk memilihj topic, kegiatan atau
tujuan yang bermanfaat baimk untuk jangka panjang maupun jangka pendek.
B. Tinjauan Tentang Operasi Bilangan Bulat.
Bilangan bulat adalah bilangan yang utuh
dalam arti bukan berupa pecahan. Dangan demikiaan bilangan bulat dapat berupa
bilangan positif, nol, maupun bilangan negative. Bilangan negative dipandang
sebagai lawan dari bilangan positif demikian pula sebaliknya. Sebagai contoh
misalnya lawan dari 5 adalah -5(baca “negative lima”) sedang lawan dari -12
adalah 12, demikian pula untuk yang lain.
Dipandang dari
wawasan tentang himpunan, himpunan bilangan bulat merupakan perluasan dari
himpuman bilangan cacah. Perluasan yang dimaksud adalah keanggataanya. Sehingga
himpunan yang diperluas itu menjadi tertutup terhadap operasi pengurangan.
C. Tinjauan Tentang Alat Peraga Jam Bilangan
a. Penggunaan Alat Peraga.
Media berasal dari bahsa latin”Media” dengan bentuk jamak medium yang
secara harfiah berarti perantara sumber peran dengan penerima pesan. (heinich,
1982)
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar dan melihat bahwa
banyak media yang digunakan untuk berbagai keperluan, misalanya untuk dunia
bisnis. Demikian juga dalam dunia pendidikan seorang guru dalam menyampaikan
pembelajaran selalu menggunakan media agar bahan ajar yang disampaikan dapat
diterima dengan baik oleh siswanya. Agar terjadi perubahan perilaku, baik
pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psiko motor)
(Heinich, 1982). media yang digunakan dalam pembelajaran adalah media
pembelajaran.
Benyak penemuan penelitian yang mengharapkan keandalan media
pembelajaran diantaranya yang dilakukan oleh British Aundio Visual Association.
Bahwa rata-rata jumlah informasi yang diperoleh sesseorang melalui indra
menunjukkan komposisi sebagai berikut:
1.
75% Melalui indara penglihatan (Visual)
2.
13% Melalui pendengaran (Audiotori)
3.
6% Melalui indara sentuhan dan peraba
4.
6% Melalui indra penciuman dan lidah
5.
Dengan gambaran sebagai berikut
Penggunaan
media bukan hanaya membuat proses pembelajaran lebih efisien, tetapi juga
membantu siswa menyerap materi belajar lebih mendalam dan utuh. Bila hanya
mendengarkan informasi verbal dari guru saja, siswa mungkin kurang memahami
pelajaran dengan baik. Tapi jika hal itu diperkaya dengan hal Visual atau
penglihatan, menyentuh, merasakan atau mengelami sendiri melalui media, maka
pemahaman siswa akan lebih baik. (Kemp dan Dayton, 1985)
Bertolak dari teoritis tersebut
dapatlah disimpulkan bahwa alat peraga dapat meningkatkan kualitas hasil
belajar siswa. Pelajaran dapat diseragamkan agar menjadi lebih jelas dan lebih
menarik, yang mana dapat menumbuhkan sikap positif dan produktif.
Dari sinilah penulis berkesimpulan
bahwa dengan menggunakan media/peraga meteri yang disampaikan akan lebih banyak
diserap siswa dibanding pembelajaran yang bnayak menganutsistem
lama/tradisional yang bahan ajarnya disampaikan secara verbal dengan
menggambarkan indra pendengaran.
b.
Jenis, Bahan dan
Fungsi Alat Peraga.
Media yang digunakan penulis adalah jenis media yang tidak
diproyeksikan, yang dikategorikan sebagai media sederhana. Yang dirancang
secara khusus untuk mengkomunikasikan pesan pembelajaran. Yang mana media itu
dibuat dari bahan yang mudah didapat dan sangat murah yaitu dari triplek,
karton atau kardus yang dibuat menyerupai jam dan sekelilingnya diberi bilangan
positif dan negatif dan ditengahnya terdapat anak panah atau jarum yang
memudahkan siswa menunjuk bilangan.
Alat peraga ini untuk memahami operasi
bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif khususnya untuk penjumlahan,
pengurangan, perbandingan dan mengurutkan bilangan.
c. Cara Kerja Alat Peraga.
Cara kerjanya cukup
sederhana dan praktis yaitu sesuai dengan cara kerja peraga garis bilangan
nemun lebih mudah, efektif, praktis, dan efesien digunakan dengan memutar
sebuah jarum/anak panah yang ada di tengah lingkaran, kearah kanan dari titik 0
adalah bilangan positif, dan kearah kiri 0 adalah bilangan negatif. Dengan
demikian siswa akan menemukan langsung hasil jawaban dari operasi soal yang
disajikan.
Dengan demikian siswa
akan lebih mudah cepat mengerti yang mana media ini disajikan sebagai penanaman
konsepdasar untuk memahami operassi bilangan bulat.
Contoh :
-5 + 7 = …….
Jawab :
Untuk menyelesaikan soal
tersebut: jarum pertama diputar lima langkah kesebelah kiri titik 0 atau
diletakkan pada angka -5, dari angka -5 diputar 7 langkah ke kanan, dari -5
dimana jarum berhenti itulah jawaban dari soal yang ditanyakan. Jarum berhenti
pada angka 2berarti -5 + 7 = 2
Agar tidak berbeda
pendapat dan menghindari kesalah pahaman maka dirumuskan batasan istilah :
1.
Alat Perga Jam Bilangan.
Jam bilangan merupakan nama yang diberikan penulis pada
sebuah alat peraga yang digunakan untuk operasi bilangan bulat negatif dan
positf khususnya untuk penjumlahan, pengurangan, perbandingan dan mengurutkan
bilangan. Bentuknya menyerupai jam, namun bukan untuk penunjuk waktu, melainkan
untuk penunjuk bilangan.
2.
Perbandingan menentukan sebuah bilangan yang jumlahnya
lebih banyak atau lebih sedikit.
3.
Media adalah istilah lain dari peraga.
4.
Kompetensi adalah mutu kelayakan.
E. Hipotesis Tindakan.
Bertolak
dari permaslahan dan tujuan yang diinginkan maka hipotesis yang disusun sebagai
berikut :
1.
Penggunaan jambilangan untuk memudahkan operasi
penjumlahan, pengurangan, perbandingan, dan mengurutkan bilangan bulat.
2.
Dengan menggunakan jam bilangan akan menumbuhkan
motifasi siswa untuk belajar sungguh-sungguh, sehingga dapat meningkatkan
penguasaan siswa terhadap materi pokok bahasan bilangan tersebut.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi peneltian ini penulis menentukan lokasi sekaligus
tempat dan batasan gerak yang akan dilaksanakan yaitu :
Tempat :
SD Negeri Karang Entang Kecamatan Kwanyar
Kabupaten Bangkalan
Kelas : iV (Lima)
Jumlah : 16 Anak
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan jadwal
pelaksanaan secara rinci dapat adalah sebagai berikut :
Dilaksanakan dengan siklus :
a.
Siklus I hari sabtu tanggal 10 oktober 2009.
b.
Siklus II hari selasa tanggal 13 oktober 2009.
masing-masing siklus dilaksanakan 2 x 35 menit.
B.
Rancangan
Penelitian
Penelitian direncanakan akan dilaksanakan
dalam 2 siklus. Dalam tiap siklus
terdiri dari 4 kegiatan yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,
observasi dan dan refleksi. Dari dua siklus tersebut dapat digambarkan dengan
alur sebagai berikut :
C. Metode Pengumpulan Data
Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh
melalui observasi pengolahan belajar aktif, dan post tes diakhir kegiatan.
D. Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui keefektivan alat peraga jam bilangan
dalam materi operasi bilangan bulat perlu diadakan analisa data. Pada
penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu
metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai
dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang
dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran
serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase
keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan
dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir
putaran.
Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistic sederhana yaitu:
- Untuk menilai post tes
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa,
yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga
diperoleh rata-rata pos tes dapat dirumuskan:
Dengan
: = Nilai rata-rata
Σ X =
Jumlah semua nilai siswa
Σ N =
Jumlah siswa
2. Untuk
ketuntasan belajar
Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan
dan secara klasikal. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan
rumus sebagai berikut:
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian.
1. Refleksi Awal
Siklus 1 dalam penelitian ini dilaksakan berdasarkan hasil
pembelajaran sebelumnya. Hasil evaluasi siswa kelas IV SDN Karang Entang dalam
mata pelajaran Matematika dalam materi operasi bilangan bulat semua siswa
mendapat nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Sbagaimana
dipaparkan pada table sebagai berikut :
Data Hasil Belajar
Siswa Refleksi Awal
No
|
Nama
|
Nilai Akhir
|
|
1
|
Maulidia
|
55
|
|
2
|
Miftahul Alyar
|
50
|
|
3
|
Maunah
|
55
|
|
4
|
Murtasia
|
50
|
|
5
|
Faidah
|
65
|
|
6
|
Taufik. W H
|
50
|
|
7
|
Assiya
|
50
|
|
8
|
Muktilah
|
55
|
|
9
|
Moh. Nurullah
|
50
|
|
10
|
M. Zuber
|
65
|
|
11
|
Abd. Rohim
|
65
|
|
12
|
Darul Mustofa
|
65
|
|
13
|
Musarrofah
|
65
|
|
14
|
Hafid Maulana
|
60
|
|
15
|
Rian Aminullah
|
50
|
|
16
|
Rosul
|
60
|
|
Jumlah
|
910
|
||
Nilai rata-rata =
56,9
|
|||
Kriteria Ketuntasan
Minimal = 70
|
|||
Keberhasilan 0 %
|
Melihat dari hasil yang dipaparkan pada table 1 yang
menunjukkan bahasa dari 24 siswa tidak ada yang mencapai diatas KKM. Peneliti
melakukan wawancarasemua siswa dan berkonsultasi pada pengamat. Maka memperoleh
informasi tentang penyebab nilai semua siswa dibawah KKM.
2.
Siklus 1.
a. Rencana Tindakan.
-
Menyusun rencana perbaikan pembelajaran bersama dibantu
oleh bapak H. Muslihud Dafik S.Pd kepala SDN Karang Entang selaku supervisor.
-
Menyiapkan alat peraga.
-
Menyusun soal-soal latihan dan evaluasi dan menentukan
metode yang digunakan dalam perbaikan pembelajaran.
-
Menyusun soal LKS untuk kerja kelompok.
-
Membuat tabel pengamatan/format observasi.
b. Pelaksanaan Tindakan
Langkah- langkah yang ditempuh dalam
perbaikan siklus I adalah sebagai berikut:
Apersepsi
-
Mengajukan beberapa pertanyaan dan mengarahkan kepada
materi pembelajaran/pokok permasalahan.
-
Membahas materi yang disampaikan sambil memeperkenalkan
alt peraga jam bilangan berikut cara penggunaanya.
-
Siswa secara bergantian mencoba alat peraga dan
bilangan ke depan kelas dengan bimbingan guru.
-
Siswa dibagi dalam 3 kelompok untuk menyelesaikan soal
LKS/tugas kelompok.
-
Menyampaikan kerja laporan kelompok.
-
Diskusi kelas/pembahasan.
-
Pemajangan hassil kerja kelompok memberi komentar dan
kesimpulan.
-
Evaluasi.
-
Memberikan PR.
-
Menutup pelajaran sambil menyampaikan pesan moral.
c. Pengamatan
Setelah dilaksanakan kegiatan pelajaran maka hasil ulang
diperoleh dari pengematan terlihat menunjukkan kemajuan siswa terhadap
pelajaran matematika dengan persentase sebagai berikut.
Data Hasil Belajar
Siswa Siklus1
No
|
Nama
|
Nilai Akhir
|
|
1
|
Maulidia
|
70
|
|
2
|
Miftahul Alyar
|
60
|
|
3
|
Maunah
|
75
|
|
4
|
Murtasia
|
70
|
|
5
|
Faidah
|
70
|
|
6
|
Taufik. W H
|
75
|
|
7
|
Assiya
|
75
|
|
8
|
Muktilah
|
70
|
|
9
|
Moh. Nurullah
|
65
|
|
10
|
M. Zuber
|
75
|
|
11
|
Abd. Rohim
|
65
|
|
12
|
Darul Mustofa
|
75
|
|
13
|
Musarrofah
|
70
|
|
14
|
Hafid Maulana
|
75
|
|
15
|
Rian Aminullah
|
60
|
|
16
|
Rosul
|
75
|
|
Jumlah
|
1125
|
||
Nilai rata-rata =
70,3
|
|||
Kriteria Ketuntasan
Minimal = 75
|
|||
Keberhasilan 68,8 %
|
d. Refleksi
Berdasarkan hasil
pengamatan kegiatan pembelajaran Siklus 1 maka ada beberapa masalah yang harus
dilakukan pada siklus ke 2 yaitu :
1.
Untuk kemajuan dan aktifitas siswa lebih mudah untuk
berpartisipasi maka perlu ditambah alat peraga pada setiap kelompok memerlukan
satu alat peraga tersendiri.
2.
Bagi siswa yang memperoleh nilai kurang, diberi
bimbingan dan pembinaan secara perorangan pada siklus
3. Siklus 2
a.
Rancanga
Tindakan.
-
Menyiapkan dan menyusun rencana pembelajaran.
-
Menambah alat peraga, massing-masing kelompok satu alat
peraga.
-
Menetapkan metode yang digunakan.
-
Merancang dan menyusun soal-soal kerja kelompok/LKS dan
soal-soal latihan.
-
Menyiapkan tabel pengamat/observasi.
b.
Pelaksanaan
Tindakan.
Dalam siklus 2 pengamatan sama seperti
yang dilaksanakan pada siklus 1 dengan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut
:
Apersepsi
-
Melakukan tanya jawab tentang pembelajaran siklus I
sebagai umpan balik.
-
Siswa dibagi tiga kelompok : masing-masing kelompok
diberi satu alat peraga untuk membantu siswa dalam menyelesaikan menjawab
soal-soal tugas kelompok untuk menemukan dan menanamkan konsep .
-
Masing-masing kelompok menyampaikan hassil kerja
kelompok.
-
Melaksanakan diskusi kelas.
-
Memberi sekor/hasil niali kerja kelompok.
-
Pemajangan hassil kerja kelompok.
-
Evaluasi/ penilaian.
-
Memberi tugas/PR.
-
Meyimpulkan pelajaran dan menyampaikan pesan moral.
-
Menutup pelajaran.
c.
Pengamatan
Dalam kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan disiklus 2 menunjukkan pemahaman konsep siswa pada alat peraga jam
bilangan menunjukkan keberhasilan yang memuaskan dengan terlihat tingkat
keberhasilan siswa yang mencapai 87,5%. Semua kelompok bekerja dengan aktif,
sehingga waktu yang digunakan menjadi lebih efektif.
Data Hasil Belajar
Siswa Siklus 2
No
|
Nama
|
Nilai Akhir
|
|
1
|
Maulidia
|
75
|
|
2
|
Miftahul Alyar
|
70
|
|
3
|
Maunah
|
80
|
|
4
|
Murtasia
|
75
|
|
5
|
Faidah
|
70
|
|
6
|
Taufik. W H
|
80
|
|
7
|
Assiya
|
85
|
|
8
|
Muktilah
|
75
|
|
9
|
Moh. Nurullah
|
70
|
|
10
|
M. Zuber
|
75
|
|
11
|
Abd. Rohim
|
70
|
|
12
|
Darul Mustofa
|
75
|
|
13
|
Musarrofah
|
70
|
|
14
|
Hafid Maulana
|
80
|
|
15
|
Rian Aminullah
|
65
|
|
16
|
Rosul
|
80
|
|
Jumlah
|
1195
|
||
Nilai rata-rata =
67,9
|
|||
Kriteria Ketuntasan
Minimal = 70
|
|||
Ketuntasa 87,5 %
|
d.
Refleksi
Berdasarkan hasil penelitian dan diskusi dengan teman
sejawat/kepala sekolah kemudian juga berdasarkan hasil analisis pembelajaran
dalam siklus 2 ini telah membukatikan digunakannya alat peraga jam bilangan
keberhasilan dan keterampilan siswa dalam menggunakan alat peraga sangat
memuaskan.
Hasil kerja kelompok siswa menunjukkan kekompakan semua siswa
kelihatan aktif dan berpartisipasi dalam mengerjakan soal dengan menggunakan
alat peraga yang diberikan sehingga menciptakan suasana pembelajaran aktif,
kreatif dan menyenangkan.
Siswa dengan mudah menguasai dalam menyelesaikan soal tentang
oprasi bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif.
Dengan berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilaksanakan,
maka terlihatlah perubahan peningkatan dari setiap klus seperti tabel di bawah
ini :
Hasil Evaluasi dari Siklus
Awal, Siklus 1, Siklus 2.
No
|
Nma Siswa
|
Siklus Awal
|
Siklus 1
|
Siklus2
|
1
|
Maulidia
|
55
|
65
|
75
|
2
|
Miftahul Alyar
|
50
|
60
|
70
|
3
|
Maunah
|
55
|
75
|
80
|
4
|
Murtasia
|
50
|
70
|
75
|
5
|
Faidah
|
65
|
70
|
70
|
6
|
Taufik. W H
|
50
|
75
|
80
|
7
|
Assiya
|
50
|
75
|
85
|
8
|
Muktilah
|
55
|
70
|
75
|
9
|
Moh. Nurullah
|
50
|
65
|
70
|
10
|
M. Zuber
|
65
|
75
|
75
|
11
|
Abd. Rohim
|
65
|
65
|
70
|
12
|
Darul Mustofa
|
65
|
75
|
75
|
13
|
Musarrofah
|
65
|
70
|
70
|
14
|
Hafid Maulana
|
60
|
75
|
80
|
15
|
Rian Aminullah
|
60
|
60
|
70
|
16
|
Rosul
|
50
|
75
|
80
|
Jumlah
Siswa
|
16
|
16
|
16
|
|
Nilai
Rata-Rata
|
56,9
|
70,3
|
67,9
|
|
Tuntas
Belajar
|
0
|
10
|
15
|
|
Prosentasi
Ketuntasan
|
0 %
|
68,8%
|
87.5 %
|
B. Pembahasan.
Alat peraga jam bilangan yang digunakan
dalam pembelajaran pokok bahasan bilangan bulat sangat membantu siswa dalam
penanaman konsep dasar penyelesaian penjumlahan, pengurangan, perbandingan dan
mengurutkan bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif. Dengan alat
peraga ini pula dapat menarik minat siswa, sehingga siswa termotifasi dan aktif
dalam kegiatan pembelajaran yang menumbuhkan pengalaman belajar yang
menyenangkan.
Alat peraga hanyalah merupakan suatu upaya
dalam penanaman konsep dasar dimana siswa dapat menemukan dan mengembangkan
sendiri pengalaman yang diterima sehingga akhirnya akan tercipta suatu
pemahaman yang dapat menalarkan pemikiran tanpa memerlukan lagi alat peraga.
Dalam pelaksanaan
pembelajaran akan membuahkan hasil yang memuaskan apabila guru mau dan lebih
bersungguh-sungguh dalam merancang perangkat pembelajaran dan melaksanakannya
khusus dalam mengembangkan inovassi dalam menemukan strategi yang mendekatkan
siswa untuk termotivasi dengan apa yang dilihat atau dipandangnya, sesuai
dengan apa yang dikemukakan tokoh Johan Amos Comenius yang mengatakan bahwa:
tak ada sesuatu dalam pikiran manusia tanpa terlebih dahulu melalui
pengindaraan.
Salah satu usaha menciptakan alat peraga yang dapat membuat
siswa lebih aktif, kreatif, agar terjadi perubahan baik pengetahuan (kognitif),
sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Dari hasil perbaiakn pembelajaran yang telah dilaksanakan
bahwa menggunakan alat peraga sederhana yang diberi nama Jam Bilangan, dibuat
berdasarkan cara kerja peraga garis bilangan dengan bentuk lingkaran dapat
meningkatkan keperampilan siswa dalam operasi bilangan bulat dan meningkatkan
hasil belajar siswa khususnya, berdasarkan hasil penelitian dengan analisis
data:
1.
Ketuntasa dari dua Siklus meningkat yaitu: siklus awal = 0 %, Siklus 1 = 68,8 % dan
Siklus 2 = 87,5 %.
2.
Alat peraga tersebut lebih praktis penggunaanya
dibanding dengan garis bilangan.
3.
Penguasaan konsep keterampilan siswa tentang operasi bilangan
bulat lebih meningkat.
4.
Membuat suasana belajar lebih menyenangkan dan lebih
termotivasi sehingga siswa menjadi lebih aktif, dan semua ikut berpartisipasi
dalam kegiatan pembelajaran.
B. Saran
Berdasarkan hasil tersebut penulis sangat menyadari bahwa waktu
penelitian yang tersedia sangatlah terbatas dan hanya terdapat terlaksana dua
Siklus dan untuk hasil yang lebih akurat dapat dilakukan atau diteruskan oleh
peneliti berikutnya yang ingin melakukan terhadap penelitian yang sama.
Disamping itu instrumen yang digunakan penulis begitu memuaskan dan lebih tepat
semoga penelitii berikutnya bisa menggunakan metode yang lebih standar dan
valit.
Mengingat alat peraga yang digunakan penulis sangat menunjang
dan meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa khususnya dalam pokok bahasan
Operasi Bilangan Bulat, maka untuk kelas dan sekolah yang sama juga dapat
menggunakan alat peraga yang serupa dalam pembelajaran Matematika.
Dan kepada rekan-rekan guru hendaknya terus melakukan
perbaikan pembelajaran dengan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas, dan
membangun komunikasi lewat KKG untuk saling tukar pengalaman demi meningkatkan
aktifitas belajar mengajar.